Senin, 25 Juli 2011

 PENGARUH MUSIK DALAM BELAJAR

Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D., getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi. Makanya tidak salah pada abad 19 seorang penulis di Inggris pernah berkata “Musik itu adalah nyanyian para malaikat”.
Penelitian bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shawdari University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994. Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik, meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik ( sumber : http://begotsantoso.com/info-pendidikan/musik-dan-kecerdasan )
Berdasarkan dari penelitian diatas, saya mencoba menyebarkan angket untuk mengetahui seberapa pengaruh musik untuk memotivasi belajar dan apa alasannya. Dan inilah jawabannya :
Tanggapan Positif
“ karena materi bisa lebiih cepat masuk ke otak.
Contoh musiknya : musik classic , music instrumental “
“ mendengarkan musik bisa membuat lebih semangat.
Contoh music R N B”
“ bisa merelaksasi kinerja otak.
Contoh musicnya : Instrumental”
“Berpengaruh untuk memacu adrenalin kita jadi termotivasi untuk belajar.
Contoh music : Rock”
“Berpengaruh karena bisa membuat lebih semangat dalam belajar.
Contoh music : Slow Rock”
“ Sangat berpengaruh , karena jika ada musik materi yang didapatkan lebih cepat ditangkap.
Contoh music : Slow music”

Tanggapan Negative
“Tidak berpengaruh , karena belajar dalam keadaan tenang lebih bisa masuk ke otak. Tapi music berpengaruh untuk menyemati diri atau sekadar untuk refreshing otak, karena dapat menimbulkan mood positif untuk belajar lagi “
“Tidak berpengaruh karena belajar dalam keadaan tenang lebih cepat menangkap materi yang diterima”
“ Berpengaruh tapi bukan buat belajar tapi untuk membuat diri menjadi lebih semangat”
“Tidak berpengaruh , karena belajar itu menggunakan otak , sedangkan musik itu menggunakan emosi perasaan.”

Minggu, 24 Juli 2011

bahaya keseringan memakai headset

Tuli Mengancam Kaum Muda

Menurut penelitian, ketulian menyerang orang makin dini. Penyebabnya adalah gaya hidup modern, seperti mendengarkan musik melalui earphone. Entakan irama musik menemani perjalanan Linda-sebut saja begitu namanya-selama penerbangan dari Bangkok menuju Jakarta . Sejak pesawat lepas landas hingga mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, sekitar tiga setengah jam, earphone yang tersambung pada alat pemutar musik mini terus menempel di telinga gadis 18 tahun ini.

Semula Linda merasa asyik dan nikmat bisa mendengarkan musik kesayangannya tanpa peduli orang sekitar. Namun, ketika kupingnya tak lagi disumpal, dia terkejut. Ternyata kupingnya terus berdengung dan gerebek-gerebek. Berkali-kali Linda menelan ludah,berharap dengungan dan rasa "penuh" di telinga segera pergi, tapi gagal. Kupingnya malah makin budek. Hiruk-pikuk kesibukan bandara cuma terdengar sayup-sayup. Untunglah, perlahan-lahan dengungan itu memudar. Tapi Linda merasa pendengarannya tak setajam sebelumnya. Kondisi ini memaksanya mendatangi klinik telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). "Dia mengalami ketulian sampai 110 desibel," kata Ratna D. Restuti, dokter spesialis THT dari Rumah Sakit Proklamasi, Jakarta Pusat, yang menangani gadis itu.

Angka 110 menunjukkan ukuran intensitas pendengaran atau audiogram. Untuk orang dengan pendengaran normal, audiogramnya terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas angka itu, artinya kondisi telinga sudah tidak beres.
Kebiasaan mendengarkan musik dengan alat yang langsung disumpalkan ke telinga (earphone)-yang menjadi tren di kalangan anak muda masa kini-membuat prihatin Ratna. Apalagi lingkungan sekarang tak bebas dari kepungan suara bising: rumah dengan suara berbagai peralatan elektronik, jalan raya yang penuh kendaraan bermotor, tempat-tempat hiburan dengan musik keras, dan pabrik yang penuh geraman mesin.

Menurut hasil penelitian Jenny
Bashiruddin, yang juga ahli THT,efek bising ini memang luar biasa. "Tak ada yang menyadari, misalnya, pusat permainan anak-anak di mal juga sumber bising berbahaya, karena tingkat kebisingannya mencapai 90-95 desibel," kata Jenny, yang melakukan penelitian efek bising di berbagai tempat selama 2007.

Dengan tingkat suara setinggi itu,anak-anak seharusnya hanya boleh tinggal satu-dua jam. Jika lebih lama dari itu, akan terjadi kelelahan koklea (rumah siput), yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap. Menurut Jenny, makin sering dan lama diserbu kebisingan, makin cepat berkurang masa seseorang mampu mendengar secara normal. Alhasil, tuli pun makin dini menyerang orang.

Ini rupanya menjadi kecenderungan global.
Di Amerika Serikat, melalui penelitian lebih komprehensif, telah disimpulkan bahwa pendengaran sekitar 5,2 juta anak berusia 6-19 tahun terganggu gara-gara terlalu sering terpapar musik keras akibat pemakaian Walkman dan iPod, kebiasaan menikmati televisi ukuran jumbo dengan suara menggelegar, atau pergi ke klub joget dengan musik tekno ajib-ajib.

Para ahli kesehatan di sana memperkirakan anak-anak iPod generation ini bakal lebih awal mengalami presbiakusis (tuli karena usia lanjut), yakni pada usia 40-an tahun. Padahal, secara normal, pengurangan kualitas pendengaran baru terjadi saat menginjak usia 60-70 tahun. Kondisi Indonesia pun tidak jauh berbeda. Apalagi makin banyak saja orang wira-wiri dengan kabel bersumpal "tertancap" di telinga.

Bila tidak percaya kedahsyatan dampaknya,lihat saja nasib Linda. Menurut Ratna, gadis muda itu didiagnosis mengalami tuli akibat bising karena telah mendengarkan musik dengan perangkat yang langsung menempel di telinga secara terus-menerus lebih dari tiga jam. Alat seperti ini semakin berakibat buruk karena si pemakai cenderung menggeber volume keras-keras agar telinga mereka tidak terganggu suara berisik di sekitarnya. "Seperti jika digunakan di kendaraan, termasuk pesawat dan kereta api," kata Ratna.

Untunglah Linda segera mendapat pertolongan. Dengan terapi hiperbalik-memberin ya obat-obatan khusus-tingkat ketuliannya berkurang, tapi tak sembuh. "Tuli akibat bising memang cuma bisa dikurangi, tidak bisa pulih seratus persen jadi normal kembali," ujar Ratna. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal.

Menurut Damayanti Soetjipto, ahli THT dari Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, paparan bising merupakan salah satu penyebab ketulian di Indonesia, yang kasusnya mencapai 0,4 persen dari total jumlah penduduk. Penyebab lainnya adalah congek, serumen (kotoran telinga), obat-obatan, usia lanjut, tuli sejak lahir, dan tuli mendadak."Sebenarny a sebagian bisa dicegah, tapi kesadaran masyarakat soal ini masih rendah," katanya.

Untuk mendongkrak kesadaran masyarakat itu, Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian dibentuk dan diresmikan Sabtu dua pekan lalu di Jakarta . Damayanti, yang menjabat sebagai ketua,menerangkan komisi nasional ini dibentuk atas rekomendasi lembaga regional yang dibentuk Badan Kesehatan Dunia (WHO), SoundHearing 2030. Tujuan utamanya mengurangi kasus gangguan pendengaran dan ketulian hingga 50persen pada 2015, dan 90 persen dalam 15 tahun berikutnya.

Masalahnya, kebisingan belum dianggap sebagai ancaman serius.Bising malah dianggap keren. Beberapa aktivitas kehidupan modern identik dengan kebisingan. Konser-konser musik digelar dengan sound system makin canggih.Tengok juga sejumlah kafe dan diskotek serta berbagai tempat nongkrong anak muda yang bertebaran di penjuru kota . Juga jalan raya yang makin semrawut dan bising. Itu semua masih ditambah dengan hobi mendengarkan musik dengan earphone. Sepertinya, makin bising makin keren. Tapi, jika udah tuli, pasti tidak lagi keren.

------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------

Suara Mengalir Sampai Jauh
1. Saat suara masuk, tulang-tulang pendengaran bergetar.
2. Suara lalu diteruskan ke koklea (rumah siput), yang terletak di bagian tengah telinga.
3. Pada koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara.
4. Sel rambut juga berfungsi mengubah energi akustik menjadi rangsang listrik untuk dapat diteruskan ke  pusat persepsi
   pendengaran di otak.
   a.. Suara berfrekuensi lebih dari 80 desibel dapat membuat sel-sel rambut mengalami kelelahan.
   b.. Sel-sel rambut yang sering lelah lama-kelamaan rusak.
   c.. Kerusakan pada sel rambut menyebabkan terganggunya proses mendengar. Akibatnya, terjadi penurunan fungsi
       pendengaran.
   d.. Pada awalnya, penurunan fungsi pendengaran hanya bersifat sementara, tapi bila paparan bising berlangsung terus,
       kerusakan akan permanen.

       Batas Intensitas Kebisingan
       Lama Pemaparan

       Ruangan tenang: 30-40 desibel
       80 dB
       16*

       Percakapan normal: 65 desibel
       85 dB
       8*

       Pengisap debu, televisi: 60-70 desibel
       90 dB
       4*

       Walkman/iPod: 96 desibel
       95 dB
       2*

       Arena bermain anak di mal: 90-95 desibel
       100 dB
       1*

       Diskotek atau klub malam: 100-120 desibel
       105 dB
       1/2*

       Orkes simfoni: 110 desibel 110 dB
       1/4*

       Konser musik: rock 110-140 desibel
       115 dB
       1/8*

       *Lama pemaparan tiap hari (jam)
       Bahaya Penggunaan Headset [Earphone]. Terlalu sering menggunakan atau terlalu memaksa pemakaian headset akan menyebabkan kerusakan gangguan pendengaran atau penurunan fungsi pendengaran [tuli, budeg dll.]. Apalagi biasanya earphone/headset digunakan dengan diset sekeras-kerasnya untuk “melawan” noise dari luar yang biasanya kita gunakan di tempat-tempat ramai/ bising. Ini sangat beresiko tinggi.
Ketulian sudah dapat menyerang orang semakin dini. Awal-awalnya telinga yang sering menggunakan earphone tidak terasa apa-apa, tapi ketika hendak mencabut earphone, telinga terasa panas dan berdengung hebat.
Itu terjadi akibat kelelahan koklea [rumah siput], yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap.
Untuk orang dengan pendengaran normal, audiogram terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas angka itu, artinya kondisi telinga sudah tidak beres.
Hanya dapat diobati dengan terapi hiperbalik [memberi obat-obatan khusus] agar tingkat ketuliannya berkurang, tapi tak sembuh. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal.
Badan Kesehatan Dunia [WHO], Sound Hearing 2030 juga sudah memprogram untuk mengurangi kasus gangguan pendengaran dan ketulian hingga 50 persen pada 2015, dan 90 persen dalam 15 tahun berikutnya. Masalah utamanya adalah gaya hidup yang salah seperti kebiasaan penggunaan earphone.
Selain itu, jangan menggunakannya saat menyetir atau di jalan raya yang berisik. Ini akan membuat pengguna tidak mendengar suara peringatan orang/ mobil lain dll, yang kemungkinan besar menyebabkan kecelakaan. Self-awareness menurun karena pengalihan konsentrasi kita dari lingkungan sekitar dan jalan ke suara dari earphones.
Keseimbangan badan pun bisa kacau karena tekanan udaranya mempengaruhi keseimbangan badan ketika kita menggunakan earphone di jalan atau sedang menyetir. Lebih baik kita rajin membersihkan telinga dari ear wax agar tidak infeksi.
Dengan mengetahui bahaya penggunaan headset [earphone] diatas, mudah-mudahan bisa menjadi peringatan buat kita agar tidak terlalu sering menggunakan headset/earphone. Lebih baik langsung pake spiker, kan lebih puas tuh dengernya.

MENGATASI RAMBUT RONTOK

Rambut rontok dan kebotakan merupakan momok yang menakutkan bagi setiap orang. Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari masalah tersebut. Ratusan ribu duit melayang untuk melakukan perawatan rambut di salon salon ternama berikut membeli obat obatan pencegah rambut rontok dengan berbagai macam merk.
Secara garis besar, kerontokan rambut disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor herediter atau keturunan dan faktor didapat. Kerontokan oleh karena faktor keturunan memang tidak banyak yang bisa dilakukan selain mencegah agar kerontokan tidak berlangsung dengan cepat. Sedangkan faktor yang didapat, ada yang disebabkan oleh karena penyakit dan ada pula karena kesalahan perawatan rambut.
Berikut beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk mengurangi terjadinya kerontokan rambut :
  • Makanlah makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein dan zat besi. Protein sangat penting untuk pertumbuhan organ tubuh termasuk rambut. Sumber protein utama berasal dari ikan, telur, kacang kacangan, yogurt, kedelai dan lain lain.
  • Hindari stress karena stress akan menganggu metabolisme tubuh yang imbasnya ke rambut juga.
  • Jauhi obat obatan yang dapat menganggu pertumbuhan rambut.
  • Rajinlah berolah raga. Berolah raga secara teratur akan memperlancar peredaran darah termasuk peredaran darah pada kulit kepala yang akan menutrisi rambut.
  • Selain rajin berolah raga, beristirahatlah yang cukup sehingga pertumbuhan rambut anda lebih optimal.
  • Berhentilah merokok, kurangi konsumsi kafein. Kedua zat ini tidak baik untuk rambut anda.
  • Hindari penggunaan air yang terlalu panas saat keramas dan hindari pula menggunakan pengering rambut yang terlalu sering. Keringkanlah rambut anda hanya dengan handuk dan meng-anginkan di udara terbuka.
  • Lindungilah kulit kepala anda dari sinar matahari langsung.
  • Pilihlah menggunakan shampoo herbal yang bagus, jangan menggunakan shampoo yang terbuat dari bahan kimia yang tidak jelas.
  • Sisirlah rambut anda dengan lembut saat rambut masih dalam keadaan agak basah.
  • Kurangi penggunaan gel rambut, krim, minyak rambut, pewarna rambut dan spray rambut. Gunakanlah produk yang terbuat dari bahan alami.
  • Saat anda mencukur rambut, sarankanlah tukang cukur anda menggunakan gunting yang cukup tajam.
  • Hindari kebiasaan menarik narik rambut dengan alasan tidak jelas.
Rambut adalah mahkota wanita, jadi rawatlah ia dengan baik sebelum ia ngambek.

MANFAAT LARI PAGI

1. membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan pernafasan;

2. Mempercepat sistem pencernaan dan membantu Anda menyingkirkan masalah pencernaan;